Rabu, 26 November 2008

Venezuela ; Neraca Pertama dari Pemilu

Roliv

Lewat tengah malam pada 24 november, Komisi Pemilihan Umum (CNE) venezuela mengumumkan hasil awal pemilu untuk walikota lokal dan gubernur negara bagian (Pilkada). peristiwa ini memunculkan gambaran bahwa kekuatan kekuatan revolusi kalah dalam Pilkada di beberapa negara bagian strategis. Bagaimanpun juga, sangat penting dicatat bahwa 5,6 juta orang memilih untuk PSUV. Ini merupakan peningkatan sebesar lebih dari satu juta pemilih dibandingkan pada hasil referendum konstitusional pada desember 2007, di sisi lain hanya sekitar 4 juta pemilih yang memilih kandidat oposisi. ini berarti oposisi kehilangan lebih dari 300.00 suara. ini dapat menggambarkan perimbangan kekuatan yang sebenarnya.
Ketika PSUV (Partai Persatuan Sosialis Venezuela) menang di 17 negara bagian, oposisi menang di 5 negara bagian (satu negara bagian tidak memilih gubernur pada Pilkada ini). di Pilkada sebelumnya (2004), oposisi hanya dapat memenangkan dua kegubernuran - di negara bagian Zulia dan Nueva Esparta. Sekarang oposisi mengatur untuk memasukkan negara bagian Miranda, Carabobo, Tachira dan yang paling penting adalah Alcadia ibukota Caracas (dewan kota caracas). sementara hasil final untuk Carabobo dan Tachira belum diumumkan, penghitungan awal meyebutkan bahwa disana oposisi menjadi mayoritas.
Harus juga ditekankan bahwa meskipun PSUV memenangkan kembali tiga negara bagian (Sucre, Aragua dan Guarico) dari gubernur yang menjadi bagian dari PODEMOS dan telah mengkhianati revolusi, ini tidak dapat memperbaiki kekalahan pada negara bagian penting seperti yang telah dijelaskan diatas. Terutama kekalahan krusial di Alcadia ibukota Caracas merupakan suatu kemunduran dan oposisi akan menggunakannya sebagai basis dukungan mereka.

Pentingnya Pilkada ini

Pilkada ini bukan hanya Pilkada biasa, semua orang memahami bahwa suara mereka berpengaruh pada masa depan revolusi secara keseluruhan. Sejak awal kaum borjuasi memahami ini dengan baik. seperti yang dikatakan koran sayap kanan spanyol; "Chavez menghadapi pemilu dimana 'revolusi bolivarian' dipertaruhkan." media lain berupaya untuk membelokkan dan melebih-lebihkan pernyataan Chavez sebelumnya. Ini merupakan perilaku khas pers borjuis yang bermaksud untuk mendiskreditkan pemerintahan bolivarian dan menyiapkan kejatuhannya di masa depan.
Seperti yang telah kami reportasekan sebelumnya bahwa ancaman kudeta militer masih tetap ada sekarang ini, beberapa bulan lalu berbagai macam konspirasi yang melibatkan pejabat tinggi militer dalam angkatan bersenjata ditemukan oleh otoritas venezuela, dalam hal ini CIPC, sebuah badan intelejen khusus, menyatakan bahwa terdapat 6 negara bagian yang berbahaya yaitu Tujilo, Lara, Portuguesa, Zulia, Bolivar dan Carbobo, dimana intelejen mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan oposisi akan mencoba mengganggu proses Pilkada dalam artian kerusuhan. Selama hari pemilihan sendiri 88 orang telah ditangkap karena membawa senjata secara ilegal atau dalam artian mengganggu proses pemilu.
Meskipun begitu, terdapat partisipasi yang tinggi sekitar 65% pemilih ikut Pilkada dibandingkan dengan hanya 45% pemilih di pilkada 2004. Pos-pos pemilihan tetap buka berjam-jam melebihi waktu penutupan resmi, karena ratusan orang masih antri untuk memberikan suara (sesuatu yang dianggap oleh kaum oposisi 'tidak demokratis').

Akar Penyebab dari Kemunduran ini

Tidak diragukan lagi bahwa para birokrat di dalam gerakan bolivarian menyalahkan rakyat atas kemunduran ini. Mereka akan mengatakan; "ini memnunjukkan rendahnya kesadaran rakyat, rakyat belum siap untuk sosialisme. maka kita harus menunggu dan menunda pembangunan sosialisme". Akan muncul sentimen kampanye yang kuat memaksa Chavez untuk mengadopsi garis ini. Kampanye ini bahkan akan mengulangi kesalahan dalam referendum konstitusi pada desember 2007 lalu -Tetapi pada skala yang lebih tinggi.
Namun, terdapat sisi lain dari situasi ini. Kesimpulan dari banyak lapisan yang lebih maju mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh kebijakan (kebijakan moderat) yang menyebabkan kekalahan. mereka mulai memberontak terhadap apayang mereka lihat sebagai peringkat kelima dalam gerakan bolivarian. ekspresi ini ditemukan dalam kontradiksi yang tajam dalam kongres nasional PSUV pada bulan februari dan juga pada kongres pemuda PSUV pada bulan september.
Hilangnya berbagai negara bagian sebenarnya adalah kelanjutan dari proses kemunduran akibat referendum konstitusional pada desember 2007. Tidak sulit bagi kita untuk melihat alasannya. Setelah 10 tahun revolusi dan mobilisasi permanen, sebagian massa lelah karena kurangnya perubahan mendasar dalam masyarakat. meskipun kemajuan telah dibuat dalam pelayanan kesehatan mission barrio adentro, masalah mendasar (perumahan, pekerjaan dan harga) tetap belum terselesaikan. Sekarang, akibat sabotase dari para pemilik modal, sebagian besar daerah di venezuela kekurangan suplai makanan, termasuk beberapa produk dasar seperti kopi, gula dan kacang.
Harga makanan di caracas melonjak sampai hampir 50% selama setahun terakhir. Demikian juga tingkat kejahatan, kota ini juga mencapai rekor pada tingkat kematian per kapita. mantan walikota dari kota Alcadia, Juan baretto (anggota PSUV), memulai dengan pengambil alihan perumahan, akan tetapi kemudian mundur dan terbukti tidak dapat menyelesaikan permasalahan perumahan bagi kaum miskin perkotaan.
Permasalahan serupa juga berlaku di miranda, terdapat fakta tambahan bahwa kandidat PSUV, Diosdado Cabello, seorang pengusaha dan pemimpin yang lugas dari "endogenus kanan", sayap kanan yang kecil di PSUV. seperti di banyak tempat lain, telah mengusir banyak pendukung setia.
Isu korupsi juga penting di Carabobo, dimana mantan gubernur "Bolivarian" (Acosta Carles, seorang pejabat militer) telah ditunjukkan keterlibatannya dalam semua jenis perjanjian bisnis gelap dengan menggunakan posisi. dia dikeluarkan dari PSUV dan digantikan oleh Mario Silva seorang presenter TV populer. namun, Acosta Carles melawan kandidat PSUV dan berusaha untuk memenangkan cukup suara untuk memasukkan kandidat sayap kanan.
Ini hanya beberapa contoh. apa yang diperlihatkannya adalah bahwa alasan utama dari kekalahan akan ditemukan efek yang akan membawa malapetaka, bukan dari kebijakan radikal, tapi dari kebijakan reformis. Reformisme sudah membuktikan ketidakberdayaannya dalam menyelesaikan permasalahan mendesak bagi rakyat. terutama sekarang ketika harga minyak jatuh secara drastis dan akan mengurangi jumlah anggaran yang tersedia untuk program-program sosial.

Perspektif

Tidak diragukan lagi bahwa kemunduran dalam pemilu ini akan digunakan oleh sayap kontra-revolusioner dalam kampanye mereka untuk menggulingkan Chavez dan menghentikan revolusi. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan; Menguasai beberapa negara bagian yang strategis. Dari sini mereka akan menyebarkan kampanye untuk membangun ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan mengkritik secara lebih terbuka dan lebih radikal. Mereka akan menggunakan hasil yang mereka dapatkan saat ini untuk memobilisasi para pendukung mereka dan mendorong para pendukungnya secara aktif menggulingkan Chavez. Mereka akan mendapatkan dukungan dari media borjuis internasional yang telah menempa ide untuk melemahkan dan mendeskreditkan chavez.
Kaum oposisi mungkin akan melakukan kampanye pengumpulan tanda tangan untuk referendum pemanggilan kembali (recall atau pencabutan mandat-pen) seperti yang mereka lakukan pada 2004, dimana hal ini diperbolehkan dalam konstitusi venezuela. Tetapi kali ini mungkin mereka akan lebih percaya diri terhadap kekuatan mereka dan menggunakan kedua metode legal dan ilegal untuk mencapai tujuan mereka.
Di sisi lain, rakyat tidak akan pasif. kekecewaan atas hilangnya beberapa posisi strategis akan berubah menjadi kemarahan. Rakyat akan meletakkan tanggung jawab atas kekalahan ini pada birokrasi yang tidak dapat diandalkan dan pemimpin yang pengecut di sekitar Chavez.
Selama masa kampanye yang melelahkan chavez melakukan perjalanan dari satu negara bagian ke negara bagian lain, bahkan mengunjungi beberapa negara bagian sebanyak dua kali. Dimana-mana dia berupaya maksimal dalam kampanye. Tapi para kandidat PSUV secara politis hanya melakukan usaha minimal dalam kampanye dan upayanya tidak sampai setengah dari upaya Chavez. Bahkan pada malam hari pemilihan, calon dari PSUV lemah di konferensi pers, hanya untuk membantunya Chavez sendiri segera memberikan konfrensi pers tanpa pemberitahuan.
Hal ini akan memberikan dampak besar dalam PSUV, Pemuda PSUV dan gerakan serikat buruh. organisasi ini akan dikocok dari atas kebawah. Dimulai dari lapisan paling maju pada barisan terdepan, rakyat akan mengambil kesimpulan. Mereka akan melihat bahwa revolusi benar-benar dalam bahaya. Mereka akan menggerakkan semua kemungkinan yang mereka miliki untuk menyelamatkan revolusi - Tapi kali ini juga perljuanan akan melawan musuh internal dalam revolusi ; peringkat kelima dari birokrat yang berada di dalam gerakan revolusioner.

Perimbangan Kekuatan

Pilkada ini memperlihatkan sebagian besar polarisasi dalam masyarakat venezuela, ya. Tetapi ini tidak berarti akhir dari revolusi. Seperti yang disebutkan diatas, sebagian besar dari kaum mayoritas masih mendukung revolusi dan ide sosialisme dan siap untuk maju. Bahkan pada hari pilkada, dimanapun kaum oposisi mencoba membuat kerusuhan, masyarakat meresponnya ke jalan-jalan dengan mengeluarkan mereka. Ini adalah poin yang menentukan. Pada akhir analisa, sebuah revolusi tidak diputuskan dalam parlemen atau pada pemilu. sebuah Revolusi memutuskan perjuangan kelas, di pabrik-pabrik, di universitas-universitas dan di jalan-jalan.
Situasi ini masih sangat baik bagi revolusi. Chavez telah mendapatkan dukungan dari sebagian besar penduduk. Ia memiliki jumlah mayoritas dalam majelis nasional. Yang terpenting, Ide sosialisme telah menjadi imajinasi bagi jutaan pekerja, petani, pemuda, perempuan dan kaum miskin perkotaan. Bahkan, semua kondisi telah matang untuk melancarkan serangan yang dapat meniadakan kapitalisme dan mulai membangun sosialisme.
Sebanyak 5,6 juta orang yang memilih PSUV juga memilih untuk sosialisme. tetapi setelah 10 tahun revolusi, tidak hanya cukup berbicara sosialisme. sosialisme harus dibuktikan dalam tindakan, jika tidak ini hanya akan menjadi mimpi. Revolusi harus mengambil posisi ofensif!

Slogan kami adalah;

Tidak ada konsesi bagi sayap kanan !
Laksanakan keinginan mayoritas - Laksanakan Sosialisme !
Nasionalisasi tanah, Pabrik-pabrik dan Bank-bank !
Pekerja berkuasa di semua pabrik !
Persenjatai rakyat !
Maju Menuju Revolusi Sosialis !

*diterjemahkan dari artikel Patrick Larson ; Venezuela; a First balance sheet of elections, http://www.marxist.com/venezuela-first-balance-sheet-elections.htm


Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Tidak ada komentar: