Rabu, 26 November 2008

Venezuela ; Neraca Pertama dari Pemilu

Roliv

Lewat tengah malam pada 24 november, Komisi Pemilihan Umum (CNE) venezuela mengumumkan hasil awal pemilu untuk walikota lokal dan gubernur negara bagian (Pilkada). peristiwa ini memunculkan gambaran bahwa kekuatan kekuatan revolusi kalah dalam Pilkada di beberapa negara bagian strategis. Bagaimanpun juga, sangat penting dicatat bahwa 5,6 juta orang memilih untuk PSUV. Ini merupakan peningkatan sebesar lebih dari satu juta pemilih dibandingkan pada hasil referendum konstitusional pada desember 2007, di sisi lain hanya sekitar 4 juta pemilih yang memilih kandidat oposisi. ini berarti oposisi kehilangan lebih dari 300.00 suara. ini dapat menggambarkan perimbangan kekuatan yang sebenarnya.
Ketika PSUV (Partai Persatuan Sosialis Venezuela) menang di 17 negara bagian, oposisi menang di 5 negara bagian (satu negara bagian tidak memilih gubernur pada Pilkada ini). di Pilkada sebelumnya (2004), oposisi hanya dapat memenangkan dua kegubernuran - di negara bagian Zulia dan Nueva Esparta. Sekarang oposisi mengatur untuk memasukkan negara bagian Miranda, Carabobo, Tachira dan yang paling penting adalah Alcadia ibukota Caracas (dewan kota caracas). sementara hasil final untuk Carabobo dan Tachira belum diumumkan, penghitungan awal meyebutkan bahwa disana oposisi menjadi mayoritas.
Harus juga ditekankan bahwa meskipun PSUV memenangkan kembali tiga negara bagian (Sucre, Aragua dan Guarico) dari gubernur yang menjadi bagian dari PODEMOS dan telah mengkhianati revolusi, ini tidak dapat memperbaiki kekalahan pada negara bagian penting seperti yang telah dijelaskan diatas. Terutama kekalahan krusial di Alcadia ibukota Caracas merupakan suatu kemunduran dan oposisi akan menggunakannya sebagai basis dukungan mereka.

Pentingnya Pilkada ini

Pilkada ini bukan hanya Pilkada biasa, semua orang memahami bahwa suara mereka berpengaruh pada masa depan revolusi secara keseluruhan. Sejak awal kaum borjuasi memahami ini dengan baik. seperti yang dikatakan koran sayap kanan spanyol; "Chavez menghadapi pemilu dimana 'revolusi bolivarian' dipertaruhkan." media lain berupaya untuk membelokkan dan melebih-lebihkan pernyataan Chavez sebelumnya. Ini merupakan perilaku khas pers borjuis yang bermaksud untuk mendiskreditkan pemerintahan bolivarian dan menyiapkan kejatuhannya di masa depan.
Seperti yang telah kami reportasekan sebelumnya bahwa ancaman kudeta militer masih tetap ada sekarang ini, beberapa bulan lalu berbagai macam konspirasi yang melibatkan pejabat tinggi militer dalam angkatan bersenjata ditemukan oleh otoritas venezuela, dalam hal ini CIPC, sebuah badan intelejen khusus, menyatakan bahwa terdapat 6 negara bagian yang berbahaya yaitu Tujilo, Lara, Portuguesa, Zulia, Bolivar dan Carbobo, dimana intelejen mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan oposisi akan mencoba mengganggu proses Pilkada dalam artian kerusuhan. Selama hari pemilihan sendiri 88 orang telah ditangkap karena membawa senjata secara ilegal atau dalam artian mengganggu proses pemilu.
Meskipun begitu, terdapat partisipasi yang tinggi sekitar 65% pemilih ikut Pilkada dibandingkan dengan hanya 45% pemilih di pilkada 2004. Pos-pos pemilihan tetap buka berjam-jam melebihi waktu penutupan resmi, karena ratusan orang masih antri untuk memberikan suara (sesuatu yang dianggap oleh kaum oposisi 'tidak demokratis').

Akar Penyebab dari Kemunduran ini

Tidak diragukan lagi bahwa para birokrat di dalam gerakan bolivarian menyalahkan rakyat atas kemunduran ini. Mereka akan mengatakan; "ini memnunjukkan rendahnya kesadaran rakyat, rakyat belum siap untuk sosialisme. maka kita harus menunggu dan menunda pembangunan sosialisme". Akan muncul sentimen kampanye yang kuat memaksa Chavez untuk mengadopsi garis ini. Kampanye ini bahkan akan mengulangi kesalahan dalam referendum konstitusi pada desember 2007 lalu -Tetapi pada skala yang lebih tinggi.
Namun, terdapat sisi lain dari situasi ini. Kesimpulan dari banyak lapisan yang lebih maju mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh kebijakan (kebijakan moderat) yang menyebabkan kekalahan. mereka mulai memberontak terhadap apayang mereka lihat sebagai peringkat kelima dalam gerakan bolivarian. ekspresi ini ditemukan dalam kontradiksi yang tajam dalam kongres nasional PSUV pada bulan februari dan juga pada kongres pemuda PSUV pada bulan september.
Hilangnya berbagai negara bagian sebenarnya adalah kelanjutan dari proses kemunduran akibat referendum konstitusional pada desember 2007. Tidak sulit bagi kita untuk melihat alasannya. Setelah 10 tahun revolusi dan mobilisasi permanen, sebagian massa lelah karena kurangnya perubahan mendasar dalam masyarakat. meskipun kemajuan telah dibuat dalam pelayanan kesehatan mission barrio adentro, masalah mendasar (perumahan, pekerjaan dan harga) tetap belum terselesaikan. Sekarang, akibat sabotase dari para pemilik modal, sebagian besar daerah di venezuela kekurangan suplai makanan, termasuk beberapa produk dasar seperti kopi, gula dan kacang.
Harga makanan di caracas melonjak sampai hampir 50% selama setahun terakhir. Demikian juga tingkat kejahatan, kota ini juga mencapai rekor pada tingkat kematian per kapita. mantan walikota dari kota Alcadia, Juan baretto (anggota PSUV), memulai dengan pengambil alihan perumahan, akan tetapi kemudian mundur dan terbukti tidak dapat menyelesaikan permasalahan perumahan bagi kaum miskin perkotaan.
Permasalahan serupa juga berlaku di miranda, terdapat fakta tambahan bahwa kandidat PSUV, Diosdado Cabello, seorang pengusaha dan pemimpin yang lugas dari "endogenus kanan", sayap kanan yang kecil di PSUV. seperti di banyak tempat lain, telah mengusir banyak pendukung setia.
Isu korupsi juga penting di Carabobo, dimana mantan gubernur "Bolivarian" (Acosta Carles, seorang pejabat militer) telah ditunjukkan keterlibatannya dalam semua jenis perjanjian bisnis gelap dengan menggunakan posisi. dia dikeluarkan dari PSUV dan digantikan oleh Mario Silva seorang presenter TV populer. namun, Acosta Carles melawan kandidat PSUV dan berusaha untuk memenangkan cukup suara untuk memasukkan kandidat sayap kanan.
Ini hanya beberapa contoh. apa yang diperlihatkannya adalah bahwa alasan utama dari kekalahan akan ditemukan efek yang akan membawa malapetaka, bukan dari kebijakan radikal, tapi dari kebijakan reformis. Reformisme sudah membuktikan ketidakberdayaannya dalam menyelesaikan permasalahan mendesak bagi rakyat. terutama sekarang ketika harga minyak jatuh secara drastis dan akan mengurangi jumlah anggaran yang tersedia untuk program-program sosial.

Perspektif

Tidak diragukan lagi bahwa kemunduran dalam pemilu ini akan digunakan oleh sayap kontra-revolusioner dalam kampanye mereka untuk menggulingkan Chavez dan menghentikan revolusi. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan; Menguasai beberapa negara bagian yang strategis. Dari sini mereka akan menyebarkan kampanye untuk membangun ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan mengkritik secara lebih terbuka dan lebih radikal. Mereka akan menggunakan hasil yang mereka dapatkan saat ini untuk memobilisasi para pendukung mereka dan mendorong para pendukungnya secara aktif menggulingkan Chavez. Mereka akan mendapatkan dukungan dari media borjuis internasional yang telah menempa ide untuk melemahkan dan mendeskreditkan chavez.
Kaum oposisi mungkin akan melakukan kampanye pengumpulan tanda tangan untuk referendum pemanggilan kembali (recall atau pencabutan mandat-pen) seperti yang mereka lakukan pada 2004, dimana hal ini diperbolehkan dalam konstitusi venezuela. Tetapi kali ini mungkin mereka akan lebih percaya diri terhadap kekuatan mereka dan menggunakan kedua metode legal dan ilegal untuk mencapai tujuan mereka.
Di sisi lain, rakyat tidak akan pasif. kekecewaan atas hilangnya beberapa posisi strategis akan berubah menjadi kemarahan. Rakyat akan meletakkan tanggung jawab atas kekalahan ini pada birokrasi yang tidak dapat diandalkan dan pemimpin yang pengecut di sekitar Chavez.
Selama masa kampanye yang melelahkan chavez melakukan perjalanan dari satu negara bagian ke negara bagian lain, bahkan mengunjungi beberapa negara bagian sebanyak dua kali. Dimana-mana dia berupaya maksimal dalam kampanye. Tapi para kandidat PSUV secara politis hanya melakukan usaha minimal dalam kampanye dan upayanya tidak sampai setengah dari upaya Chavez. Bahkan pada malam hari pemilihan, calon dari PSUV lemah di konferensi pers, hanya untuk membantunya Chavez sendiri segera memberikan konfrensi pers tanpa pemberitahuan.
Hal ini akan memberikan dampak besar dalam PSUV, Pemuda PSUV dan gerakan serikat buruh. organisasi ini akan dikocok dari atas kebawah. Dimulai dari lapisan paling maju pada barisan terdepan, rakyat akan mengambil kesimpulan. Mereka akan melihat bahwa revolusi benar-benar dalam bahaya. Mereka akan menggerakkan semua kemungkinan yang mereka miliki untuk menyelamatkan revolusi - Tapi kali ini juga perljuanan akan melawan musuh internal dalam revolusi ; peringkat kelima dari birokrat yang berada di dalam gerakan revolusioner.

Perimbangan Kekuatan

Pilkada ini memperlihatkan sebagian besar polarisasi dalam masyarakat venezuela, ya. Tetapi ini tidak berarti akhir dari revolusi. Seperti yang disebutkan diatas, sebagian besar dari kaum mayoritas masih mendukung revolusi dan ide sosialisme dan siap untuk maju. Bahkan pada hari pilkada, dimanapun kaum oposisi mencoba membuat kerusuhan, masyarakat meresponnya ke jalan-jalan dengan mengeluarkan mereka. Ini adalah poin yang menentukan. Pada akhir analisa, sebuah revolusi tidak diputuskan dalam parlemen atau pada pemilu. sebuah Revolusi memutuskan perjuangan kelas, di pabrik-pabrik, di universitas-universitas dan di jalan-jalan.
Situasi ini masih sangat baik bagi revolusi. Chavez telah mendapatkan dukungan dari sebagian besar penduduk. Ia memiliki jumlah mayoritas dalam majelis nasional. Yang terpenting, Ide sosialisme telah menjadi imajinasi bagi jutaan pekerja, petani, pemuda, perempuan dan kaum miskin perkotaan. Bahkan, semua kondisi telah matang untuk melancarkan serangan yang dapat meniadakan kapitalisme dan mulai membangun sosialisme.
Sebanyak 5,6 juta orang yang memilih PSUV juga memilih untuk sosialisme. tetapi setelah 10 tahun revolusi, tidak hanya cukup berbicara sosialisme. sosialisme harus dibuktikan dalam tindakan, jika tidak ini hanya akan menjadi mimpi. Revolusi harus mengambil posisi ofensif!

Slogan kami adalah;

Tidak ada konsesi bagi sayap kanan !
Laksanakan keinginan mayoritas - Laksanakan Sosialisme !
Nasionalisasi tanah, Pabrik-pabrik dan Bank-bank !
Pekerja berkuasa di semua pabrik !
Persenjatai rakyat !
Maju Menuju Revolusi Sosialis !

*diterjemahkan dari artikel Patrick Larson ; Venezuela; a First balance sheet of elections, http://www.marxist.com/venezuela-first-balance-sheet-elections.htm


Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Kemenangan Bolivarian di 17 Pemilihan Gubernur

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

chavez.jpgPresiden Venezuela Hugo Chavez mengakui perolehan kemenangan oleh partai-partai oposisi di beberapa negarabagian dan mendorong mereka untuk memiliki sikap demokratis dan tidak menyerang Pemerintah lagi.

Chavez menegaskan bahwa Bolivarian telah memenangkan di 17 pemilihan gubernur, sebuah fakta dimana telah digelar kembali peta jalan kaum merah. Dia mengatakan bahwa kemenangan-kemenangan ini merupakan “konstruksi dari sosialisme, dan kita harus membangunnya lebih sungguh.”

Pemimpin Bolivarian itu menyampaikan ucapan selamat kepada “para pemenang dari kelompok oposisi, dan berharap mereka tidak melakukan kesalahan fatal seperti kesalahan yang telah mereka buat pada tahun 2001, 2002, 2003, ketika Gubernur Miranda dan Gubernur Caracas, juga para gubernur lain dan para wali kota, menyerang rakyat, Republik, dan perdamaian dengan mengibarkan bendera fasisme.”

Presiden Hugo Chavez menyerukan untuk membangun demokrasi. “Saya, sebagai kepala pemerintahan; saya, sebagai presiden Partai Persatuan Sosialis Venezuela, bersama-sama dengan kamerad-kamerad saya, mengakui kemenangan kalian dan mendorong kalian untuk memiliki sikap yang demokratis. Saya berharap kalian bertekun diri untuk memahami rakyat, memerintah dengan transparansi, tulus hati dan respek terhadap Pemerintah Pusat, pemerintah kotamadya dan institusi-institusi negara yang lain. Jika kalian semua melakukan hal demikian, kalian pantas mendapat penghormatan; tetapi jika tidak, Konstitusi akan dijatuhkan di atas kalian.”

Presiden Chavez mengatakan bahwa ini saat yang tepat untuk mengatakan dan menegaskan hal ini karena mereka adalah “para gubernur dan walikota yang berpotensi untuk melakukan konspirasi dan membuka pintu terhadap intervensionisme asing; mereka juga berpotensi untuk merangkul pejabat-pejabat yang terlibat dalam kup militer dan paramiliter dari Kolimbia.”

“Kepada Gubernur baru Miranda, Zulia dan Nueva Esparta, saya, sebagai kepala negara, mengucapkan selamat atas kemenangan anda dan mengharapkan kepada anda untuk mengakui Kepala Pemerintahan, yakni Konstitusi dan rakyat,” tegas Chavez.

Demikian juga, “saya mengakui kemenangan Gubernur baru Caracas. Saya berharap dia tidak mengulang lagi jalan kup; saya berharap mereka bisa menunjukkan sikap respek terhadap rakyat dan patuh terhadap Konstitusi, dan memang demikianlah yang seharusnya kita lakukan.”

Presidential Press Office / November 24, 2008
__________________________________

Diterjemahkan dari Australia Venezuela Solidarity Network oleh HOV Indonesia

Senin, 24 November 2008

hasil pemilihan lokal Venezuela (pandangan awal)

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!


ini adalah ringkasan peristiwa (beberapa hasil masih bersifat sementara):
- tingkat partisipasi meningkat lebih dari 65% meningkat jauh dibandingkan dengan pemilihan lokal tahun 2004 dimana partisipasi pemilih hanya 45%, sangat tinggi untuk pemilihan lokal di mana abstain selalu lebih dari 50%, hal ini berarti bahwa Chavez berhasil mengelola mobilisasi basis tradisional
- suara yang diterima yang PSUV 5,6 juta (meningkat dari 4,5 dalam referendum konstitusional), oposisi menerima 4,1 juta (menurun 400.000 dari referendum konstitusional)
- Kandidat PSUV memenangkan 17 dari 22 negara bagian dan kalah di 5 negara bagian
- Zulia dan Nueva Esparta tetap dikontrol oleh oposisi
- Aragua, Guárico, Yaracuy dan Sucre yang dikendalikan oleh pro-Chavez gubernur (Podemos) yang bergabung dengan oposisi pada saat konstitusional referendum tahun lalu, sekarang telah kembali di tangan PSUV
- Carabobo (sampai sekarang dijalankan oleh Acosta Carles, korup Bolivarian menjadi oposisi) diperkirakan akan dimenangkan oleh oposisi, dan juga Táchira (sampai sekarang dijalankan oleh gubernur Bolivarian)
-PSUV kehilangan Miranda, sampai sekarang dijalankan oleh pebisnis dan pemimpin sayap kanan "bolivarian" dalam PSUV, Diosdado Cabello. negara bagian Miranda mencakup bagian tengah dan ke atas bagian timur atau ibukota caracas
-PSUV juga kehilangan dewan Alcadia Mayor (caracas besar) dan juga sepertinya akan kehilangan dewan sucre di caracas (termasuk di pemukiman kelas pekerja chavizta di petare), sampai sekarang masih dikuasai oleh rangel bolivarian yang tidak efektif.
-pemilihan mengambil cara demopkratik dengan hanya terjadi sedikit insiden
-dewan pemilihan nasional menunda penutupan beberapa pos pemilihan dimana rakyat masih mengantri untuk memilih, sementara oposisi mengatakan ini adalah penipuan dan berusaha untuk mengorganisir beberapa insiden mengenai hal ini.
-Adan Chavez, gubernur trpilih dari barinas, mengatakan bahwa tahapan baru revolusi harus diperdalam

Sabtu, 15 November 2008

Peluncuran HOV (Hands Off Venezuela) Bandung

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Jumat, 14 November 2008.
Bertempat di Ruang 29 Campus Center (CC) Barat kampus ITB diadakan peluncuran HOV (Hands off Venezuela) chapter Bandung yang di inisiasi oleh Majalah Ganesha ITB dan individu2 yang bersepakat dengan prinsip kampanye HOV. Acara ini dibuka dengan sambutan yang dilakukan oleh Feriandri sebagai ketua pelaksana sekaligus Pemimpin Umum Majalah Ganesha ITB (MG-ITB), kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter “No Volverán - The Venezuelan Revolution Now”, film ini merupakan film dokumentasi tentang revolusi yang terjadi di venezuela yang dibuat oleh Hands off Venezuela (HOV).
Film ini membawa kita pada masa pemilihan presiden tahun 2006, perjalanan menuju perkampungan kumuh (barrios), dan beberapa pabrik yang dikontrol secara langsung oleh buruh. Film dokumenter ini juga mengajak kita untuk mencari tahu kenapa disana terjadi pergerakan melawan kapitalisme, apakah sosialisme abad ke 21 itu, dan bagaimana ini merubah kehidupan masyarakat. Setelah pemutaran film kurang lebih selama tiga puluh menit, acara ini dilanjutkan dengan diskusi publik dengan tema “Komparasi demokrasi representatif dan demokrasi partisipatoris”. Diskusi ini di isi oleh dua orang pembicara yaitu Jorge Martin (International Secretary of Hands Off Venezuela), Agus Wahyuono (Ketua LMND Jabar) dan dihadiri oleh audience yang berjumlah sekitar 80 orang dan berasal dari berbagai macam elemen mulai dari mahasiswa, serikat buruh, jurnalis, LSM dan serikat angkutan umum.

Dalam diskusi ini Jorge Martin (International Secretary of Hands Off Venezuela) menjelaskan bahwa demokrasi venezuela belumlah bisa dijadikan sebagai sebuah tatanan demokrasi sejati karena beberapa elemen dari kekuasaan masih dikuasai oleh oligarki dan kapitalisme. Namun, proses evolusi gerakan massa yang terorganisir melalui communal council dan serikat-serikat buruh yang mampu mengokupasi pabrik di venezuela telah mendorong kepada menguatnya kesadaran rakyat. Mereka juga melawan oligarki dengan merubahnya menjadi demokrasi partisipatoris dan inilah yang dijadikan titik awal bagi pembangunan sosialisme di venezuela. Agus wahyuono (Ketua LMND Jabar) juga menjelaskan bahwa bukanlah demokrasi parlementer yang kita butuhkan dengan ritual pemilu dan prosedural lainnya akan tetapi dalam jangka panjang yang kita butuhkan adalah sebuah sistem komunal-dialogis yang mampu memfasilitasi setiap individu mampu dengan bebas bergabung dan keluar dari sebuah komunitas ketika ia merasa ditindas atau melalui kesepakatan komunitas dan antar komunitas tanpa dibatasi batas negara.

Diskusi ini mengambil kesimpulan bahwa oligarki kapitalisme bukanlah sebuah akhir dan demokrasi partisipatoris merupakan sebuah langkah awal yang sanggup membawa rakyat terlibat dalam politk dan pengambilan kebijakan publik dan mengarahkan rakyat pada terwujudnya sosialisme. Dalam hal ini venezuela merupakan salah satu contoh nyata bagaimana proses transformasi sebuah oligarki menjadi demokrasi partisipatoris dan membangun sosialisme yang dilandaskan oleh kesadaran rakyat.

Acara ini pun diakhiri dengan pernyataan dari Roliv selaku koordinator HOV bandung meresmikan pembangunan kampanye solidaritas dan mengajak semua elemen progresif di bandung untuk ikut serta dalam kampanye solidaritas ini dan mempelajari revolusi bolivarian di venezuela untuk mengeksplorasi peluang revolusi Indonesia dengan belajar dari kasus Venezuela. (rlv)

Kamis, 13 November 2008

Poster Launching HoV Bandung

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Launching HOV

Jumat, 07 November 2008

Launching HoV Bandung

HADIR, BERDISKUSI, DAN BERSOLIDARITAS


Pada Acara:
Peluncuran Hands Off Venezuela (HOV) Bandung
dan
Pemutaran Film Dokumenter NO VOLVERAN


Diskusi Publik dengan tema:
“Komparasi Demokrasi representatif dan demokrasi partisipatoris

Pembicara:
Jorge Martin (International Secretary of Hands Off Venezuela)
Agus Wahyuono (Ketua LMND Jabar)
Iman Soleh S.Ip (Dosen UNPAD)


Jum’at, 14 November 2008, Pk. 15:00 - Selesai
Tempat: Gedung Campus Centre ITB ruang 29
JL. Ganesha No. 10 Bandung

Selasa, 04 November 2008

Profil Hands Off Venezuela Bandung


Hands Off Venezuela adalah sebuah program kampanye solidaritas jelata yang beroperasi di 30 negara lebih. Di Inggris, keanggotaannya bersifat terbuka bagi siapapun yang menyepakati maksud kampanye dan siapapun yang memberikan sumbangan tahunan.
Di Indonesia, HOV sudah di deklarasikan pertama kali pada maret 2008 di Jakarta, solidaritas ini kemudian berkembang luas ke beberapa kota lainnya.
Di Bandung, HOV mulai didirikan pada oktober 2008 dan akan dideklarasikan pada tanggal 14 november di kampus ITB Bandung. HOV Bandung sendiri mulai di inisiasi pendiriannya oleh Majalah Ganesha-ITB, KSSEP-ITB dan personal-personal di luarnya yang bersepakat dengan prinsip kampanye HOV. Prinsip dasar dari kampanye ini adalah:
1. Bersolidaritas dengan Revolusi Bolivarian.
2. Menentang intervensi imperialis di Venezuela.
3. Membangun hubungan dengan gerakan revolusioner dan gerakan
HOV- Bandung dibangun sebagai upaya memperluas dukungan atas Revolusi Bolivarian, propaganda program-program sosialis (pencapaiannya, proses-prosesnya, dll.) di Venezuela, dan sebagai wahana belajar bagi gerakan-gerakan revolusioner dan gerakan-gerakan buruh di Indonesia menuju terwujudnya revolusi di Indonesia.
Tujuan
Kampanye ini bersifat terbuka bagi siapa saja, baik secara individu maupun kelompok, yang setuju dengan tujuan-tujuan dari kampanye.
Tujuan-tujuan dari kampanye tersebut adalah:
1. Mendukung penuh Revolusi Venezuela, yang telah berulangkali terbukti menjalankan mandat demokratiknya, dengan berjuang membebaskan penindasan yang terjadi di Venezuela.
2. Mempertahankan Revolusi dari serangan imperialisme dan agen- agen lokalnya, yakni oligarki Venezuela.
3. Mendukung konfederasi serikat pekerja, UNT, sebagai corong yang sah dari gerakan buruh.
4. Memberikan informasi yang benar tentang Venezuela yang selama ini diselewengkan oleh banyak media, dan memobilisasi dukungan yang sebanyak-banyaknya bagi tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
Selain hal-hal yang telah disebut di atas, HOV – Indonesia bisa menjadi gerakan bersama guna mengeksplorasi peluang revolusi Indonesia dengan belajar dari kasus Venezuela.

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Kilasan Film Dokumenter No Volveran

HOV Bandung

Menyaksikan Film dokumenter "No Volveran", kita akan diajak untuk menyaksikan perubahan positif dan kemajuan yang dirasakan oleh rakyat miskin dalam masa pemerintahan Chavez. Toko-toko kelontongan didirikan untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat. Barang-barangnya dibeli oleh pemerintah dari pengusaha domestik untuk dijual dengan harga diskon. Pemerintah juga memasok dana dan tenaga ahli yang bersama-sama dengan rakyat melakukan renovasi di wilayah perkampungan dari hal pennataan ruang hingga sanitasi yang dilakukan bersama-sama. Layanan kesehatan dan program pendidikan gratis digalakkan oleh pemerintah dengan membangun klinik-klinik kesehatan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam perkampungan.
Kita akan menyaksikan bagaimana konsep demokrasi partisipatoris dijalankan di venezuela atas dasar partisipasi aktif rakyat melalui dewan-dewan komunal yang berada di tiap-tiap kampung (Barrios) dimana masyarakat membentuk komite-komite perencanaan dan melakukan pelaksanaan bersama serta pengawasan yang bersama pula. Sekilas memang konsep ini seperti sudah diterapkan di indonesia namun jika ditilik secara esensial sebenarnya konsep ini tidak pernah dilakukan di indonesia karena pembatasan keterlibatan rakyat sangat ketat dalam konsep good governance di indonesia yang menempatkan pengusaha sebagai pusat pengambilan kebijakan. Program-program kesejahteraan dan misi-misi anti-kemiskinan semacam ini dilaksanakan secara lebih intensif dan mendalam setelah pemerintahan Chavez menguasai sepenuhnya perusahaan minyak negara, PDVSA, pada akhir 2002 - yakni ketika percobaan kudeta dan sabotase ekonomi oleh oposisi berhasil digagalkan.
'No Volveran' juga menyajikan perjalanan pemilu di venezuela dan melihat partisi politik rakyatnya melalui diskusi-diskusi politik di tingkatan rakyat yang berjalan setiap harinya dimana saja. Proses demokrasi partisipatoris di venezuela di sajikan dengan jelas disini melalui visualisasi proses yang langsung terjadi di lapangan dan wawancara kepada setiap stakeholder pelaksana proses demokrasi ini.
Dalam Film dokumenter ini juga kita dibawa menemui para buruh pabrik keramik Sanitarios Maracay yang mengambil alih pabriknya setelah ditinggal lari oleh pengusahanya. Karena ini mereka mengalami berbagai permasalahan seperti kekurangan tenaga ahli, kalah berkompetisi dengan perusahaan lain maupun sabotase yang dilakukan oleh pengusaha. Kini mereka berjuang agar pemerintah menasionalisasi pabrik tersebut. Bagian ini menarik karena kita dapat mendengar langsung permasalahan yang dihadapi oleh buruh saat mengambil alih pabrik yang ditinggalkan. Bagian ini sangat menarik karena di perlihatkan bahwa di Venezuela buruh-buruh tersebut mampu bertahan dan bahkan mendapat dukungan pemerintah.
Sejalan dengan ini, konon pemerintahan Chavez berencana untuk membangun industri dan pabrik-pabrik baru yang dikelola secara kolektif dan tergabung dengan masyarakat sekitarnya dalam struktur teritorial dewan komunal. Sejauh mana proses ini telah berjalan masih menjadi pertanyaan.
Dalam 'No Volveran' kita dapat menyaksikan bagaimana rakyat Venezuela siap dan rela berkorban untuk mempertahankan proses yang berlangsung. Stasiun televisi dan radio komunitas didirikan rakyat sebagai tandingan media raksasa yang dikuasai kaum Oposisi pro-AS.
Pertanyaannya adalah dapatkah kita dapat menghadirkan pemerintahan semacam itu di Indonesia?

Senin, 03 November 2008

latar belakang dan tujuan HOV

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Latar Belakang

Distorsi dan penyelewengan informasi oleh berbagai media atas Revolusi
Bolivarian di Venezuela telah melahirkan Hands Off Venezuela, sebuah
kampanye solidaritas untuk Revolusi Bolivarian. Kampanye ini telah
menyebar ke perbagai negara dan sekarang telah memiliki pendukung di
lebih dari 30 negara di dunia. Prinsip dasar dari kampanye ini adalah:
1. Bersolidaritas dengan Revolusi Bolivarian.
2. Menentang intervensi imperialis di Venezuela.
3. Membangun hubungan dengan gerakan revolusioner dan gerakan
serikat buruh di Venezuela.
HOV – Indonesia dibangun sebagai upaya memperluas dukungan atas
Revolusi Bolivarian, propaganda program-program sosialis
(pencapaiannya, proses-prosesnya, dll.) di Venezuela, dan sebagai
wahana belajar bagi gerakan-gerakan revolusioner dan gerakan-gerakan
buruh di Indonesia menuju terwujudnya revolusi di Indonesia.

Tujuan

Kampanye ini bersifat terbuka bagi siapa saja, baik secara individu
maupun kelompok, yang setuju dengan tujuan-tujuan dari kampanye.
Tujuan-tujuan dari kampanye tersebut adalah:
1. Mendukung penuh Revolusi Venezuela, yang telah berulangkali
terbukti menjalankan mandat demokratiknya, dengan berjuang
membebaskan penindasan yang terjadi di Venezuela.
2. Mempertahankan Revolusi dari serangan imperialisme dan agen-
agen lokalnya, yakni oligarki Venezuela.
3. Mendukung konfederasi serikat pekerja, UNT, sebagai corong
yang sah dari gerakan buruh.
4. Memberikan informasi yang benar tentang Venezuela yang selama
ini diselewengkan oleh banyak media, dan memobilisasi dukungan yang
sebanyak-banyaknya bagi tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
Selain hal-hal yang telah disebut di atas,

Tentang Hands Off Venezuela

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Kampanye Hands Off Venezuela dibentuk pada bulan Desember 2002. Pada saat itu, kelompok oposisi reaksioner Venezuela telah meluncurkan satu usaha lagi untuk menggulingkan pemerintahan Hugo Chavez dan mengakhiri revolusi Bolivarian. Sebuah kelompok petinggi-petinggi militer yang reaksioner telah berkumpul di Altamira Square, di wilayah-wilayah kelas menengah dan kaum kaya di Caracas Timur dan membuat sebuah panggilan untuk “boikot”. Pada saat yang sama, pada tanggal 3 Desember, kelompok oposisi telah mengeluarkan sebuah seruan “mogok kerja nasional tanpa batas waktu”. Pada kenyataannya, ini adalah lock-out para bos-bos (baca Venezuela: Opposition “strike” or bosses lock out?). Manajer-manajer dan direktur-direktur perusahaan minyak negara PDVSA yang bergaji tinggi secara serentak mengorganisir sabotase terhadap industri tersebut dengan tujuan untuk melumpuhkan negara.

Semua ini disertai dengan sebuah kampanye yang penuh dusta dan informasi yang keliru dari media Venezuela dan internasional. Mereka menyiarkan berita bahwa di Venezuela ada sebuah “rejim” otoriter yang sudah menjadi semakin tidak populer dan sedang dilawan dengan mogok kerja umum dan gerakan massa sebagai bagian dari oposisi “demokratis”.

Oleh karena itu, Alan Woods, editor In Defence of Marxism, mengeluarkan sebuah seruan untuk membela revolusi Bolivarian, untuk menentang intervensi Amerika di Venezuela dan untuk memastikan bahwa serikat buruh dan gerakan buruh di seluruh dunia dapat memperoleh informasi yang benar mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi di Venezuela (baca HANDS OFF VENEZUELA! An appeal to the international Labour Movement)

Seruan ini dengan segera didukung oleh Jeremy Dear (sekretaris jendral British National Union of Journalists) dan sejumlah pemimpin-pemimpin penting serikat buruh di Inggris lainnya. Kampanye ini dengan cepat menyebar ke negara-negara lain di Eropa, Amerika Utara, Asia, dan Afrika (lihat signatures page). Sekarang, kampanye ini memiliki pendukung di lebih dari 30 negara di dunia.

Tanpa mengenal lelah, kami telah mengorganisir aktivitas-aktivitas solidaritas dengan revolusi Bolivarian melalui pertemuan-pertemuan publik, penayangan-penayangan film dokumenter, mengangkat isu ini di dalam gerakan serikat buruh di negara-negara lain, mengorganisir tur-tur untuk pembicara, mendorong resolusi-resolusi di parlemen, dan mengirim delegasi solidaritas ke Venezuela.

Aktivitas kampanye ini telah diakui oleh president Chavez sendiri (baca Chavez backs Hands Off Venezuela campaign), dan wakil-wakil dari Hands Off Venezuela tampil secara menyolok di Pertemuan Sedunia Untuk Solidaritas Dengan Revolusi kedua pada bulan April 2004.

Prinsip-prinsip dasar dari Kampanye ini adalah:

- Solidaritas dengan Revolusi Bolivarian

- Oposisi terhadap intervensi imperialis di Venezuela

- Membangun hubungan dengan gerakan revolusioner dan gerakan serikat buruh di Venezuela

Launching HoV Bandung

Solidaritas Sosialisme Internasional!!!

Organisasi Solidaritas Hands Off Venezuela kini sudah di bentuk di bandung, HoV bandung adalah organisasi kampanye solidaritas yang di bangun pada awal oktober 2008 di bandung atas inisiasi dari MG-ITB, KSSEP-ITB, serta personal-personal yang bersepakat dengan prinsip dasar kampanye HOV internasional yaitu
1. Bersolidaritas dengan Revolusi Bolivarian.
2. Menentang intervensi imperialis di Venezuela.
3. Membangun hubungan dengan gerakan revolusioner dan gerakan serikat buruh di Venezuela.
HOV Bandung sendiri akan melakukan launching perdananya pada tanggal 14 november 2008 di kampus ITB bandung dengan acara diskusi terbuka mengenai demokrasi partisipatoris venezuela dan demokrasi representatif di indonesia : sebuah studi komparasi. yang akan mengundang pembicara dari perwakilan HOV internasional dan ketua LMND Jawa Barat.
HoV bandung mengundang seluruh kawan2 dan organisasi untuk berpartisipasi dalam acara diskusi terbuka tersebut.

Revolusi Venezuela : Kebohongan Media Barat terbongkar

Oleh: Shua Garfield

Direct Action, September 2008—

w-s.JPG“Chavez membuat kediktaktoran baru” teriak Wall Street Journal tanggal 6 Agustus. Keesokan harinya dalam sebuah tulisan berjudul “Diktator dari Caracas”, The London Economist mengklaim bahwa presiden Venezuela Hugo Chavez telah “melanggar konstitusi”. Sebuah editorial di Los Angeles Times, 9 Agustus menggambarkan “Kediktaktoran terbaru-nya” Chavez merupakan sebuah “serangan terhadap demokrasi”. Pada 14 Agustus, kolumnis Andres Oppenheimer dalam Miami Herald syndicated beropini bahwa Chavez telah “melanggar aturan-aturan demokrasi yang paling mendasar”.

Pernyataan terang-terangan ini terutama seputar tentang 26 Undang-Undang baru yang di tanda tangan Chavez pada tanggal 31 Juli. Seperti yang telah menjadi ciri khas komentar media korporasi mengenai revolusi Venezuela , kekalutan seputar undang-undang ini hanya kebenaran yang setengah-setengah, penyimpangan dan kebohongan mentah-mentah.

Setelah Chavez terpilih kembali sebagai presiden kembali pada 26 Desember 2006 dengan 64% suara pada pemilu ditandai dengan(sebagai rekor) jumlah terbesar pemilih yang menggunakan hak pilih, Dewan Nasional memberinya kewenangan untuk mengesahkan undang-undang untuk satu periode 18 bulan di 11 kawasan. Di dalamnya termasuk: transformasi kelembagaan negara untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dan membuka selebar-lebarnya partisipasi rakyat; memberantas korupsi; lebih adil dalam distribusi kekayaan, kesehatan dan pendidikan; modernisasi pada sistem keuangan; meng-upgrade teknologi dan ilmu pengetahuan; keamanan dan pertahanan; dan meningkatkan kontrol negara pada sektor energi. 26 undang-undang baru telah disahkan di hari terakhir yang “memungkinan hukum” terpengaruh. (berubah)

Perubahan itu termasuk memperkuat tekanan pada pendidikan di dalam badan militer, termasuk dalam hukum-hukum HAM nasional dan international, dan membentuk Milisi Nasional Bolivarian untuk menggantikan Cadangan Nasional yang tidak berfungsi. Undang-undang baru terkait dengan keamanan pangan mendukung akses untuk mendapat kredit bagi pelaku produksi kecil dan menengah, menyetujui intervensi negara secara kuat dalam rencana penggunaan tanah dan denda yang detail, menyita harta benda dan hukuman penjara bagi yang terbukti bersalah menjual dengan harga yang terlalu tinggi secara ilegal, spekulasi pangan, penyelundupan makanan, mengacaukan produksi atau menghancurkan atau mencuri cadangan makanan. Ukuran-ukuran ini disusun untuk menghindari terulang kembali kekurangan makanan seperti yang pernah di derita Venezuela pada akhir tahun 2007. Untuk memastikan peningkatan kontrol terhadap rencana pertanian dibarengi dengan melipatgandakan peningkatan demokrasi, hukum-hukum ini menyerukan untuk membentuk majelis-majelis pertanian di daerah-daerah tingkat lokal, nasional dan regional.

Satu dari sekian perundang-undangan yang paling menakutkan bagi para kapitalis Venezuela dan media korporasi adalah izin pengambil alihan, selama masa krisis, atas bisnis-bisnis yang menghasilkan atau menyediakan barang-barang pokok penting. Dengan tujuan untuk menghindar terulang kembali kelangkaan makanan, obat-obatan, sabun mandi dan kebutuhan lain yang melanda banyak rakyat Venezuela sepanjang Desember 2002 – Januari 2003 saat penutupan paksa pabrik-pabrik oleh kaum oposisi pro-kapitalis dalam upaya menggulingkan pemerintah.

Diantara 26 hukum itu juga tentang Nasionalisasi terhadap Bank Venezuela yang ke tiga terbesar. Menurut Chavez, tujuannya untuk “di investasikan dalam pembangunan Sosialis”. Dalam undang-undang yang lainnya mengizinkan presiden untuk mengangkat pejabat-pejabat daerah dengan budget terpisah, demi memastikan berjalannya program-program sosial tanpa hambatan atau korupsi dari pemerintahan pusat dan lokal.

‘Kediktatoran’ dan ‘tidak konstitusional’?

Undang-undang baru yang disahkan sepanjang 18 bulan terakhir mencapai 67. Di dalam yang disahkan tersebut termasuk hukum tentang konversi moneter, kontrol harga dan nasionalisasi perusahaan baja, semen, minyak, perbankan, dan Listrik. Perusahaan Media berupaya untuk menggambarkan keterbatasan kemampuan dalam mengeluarkan keputusan sebagai “kediktatoran”. Namun demikian, penduduk-penduduk kota Venezuela bisa memprakarsai sebuah referendum untuk mencabut hukum-hukum apa pun dengan mengumpulkan Tandatangan hanya 5% dari Suara yang terdaftar.

Beberapa politisi dari pihak oposisi mengklaim bahwa hukum-hukum itu “tidak konstitusional”, klaim yang kemudian diulang-ulang lagi di the Econimist, New York Times dan Miami Herald. Tudingan tersebut dikaitkan dengan fakta bahwa sebagian dari undang-undang ini adalah usulan-usulan perubahan konstitusi yang telah dikalahkan pada referendum yang digelar pada Desember 2. Namun, setelah kekalahan ini, undang-undangnya ditulis ulang untuk sesuai dengan konstitusi 1999.

Pembentukan kelompok milisi nasional telah ditampilkan sebagai sebuah langkah jahat menuju tirani. Dalam sebuah artikel Wall Street Journal, 6 Agustus, politisi dari pihak oposisi Venezuela Luis Miquilena dikutip saat menyampaikan: “sasaran mereka adalah untuk mengintimidasi tentara dan rakyat… kelompok milisi itu dibawah komando personal [Chavez].” Namun, para milisi tersebut akan dilatih oleh tentara. Mengapa tentara melatih lembaga yang akan mengintimidasi diri mereka sendiri masih belum jelas. Lebih jauh, disamping “latihan, persiapan dan pengorganisiran publik untuk mempertahankan negara” (penting untuk mengurangi peningkatan ancaman dari tentara US ), para milisi ini akan membantu proyek-proyek komunitas atas permintaan dari dewan-dewan communal – organ-organ baru dari partisipasi lokal pemerintahan demokratik – sehingga meningkatkan kekuatan massa rakyat.

Membesar-besarkan kekuatan oposisi

Terakhir kali Chavez memperoleh kewenangan untuk mengesahkan undang-undang, pada tahun 2001, dia mengeluarkan 49 hukum yang memasukan reformasi tanah, membalikan rencana untuk menswastakan perusahaan minyak milik negara PDVSA dan menyalurkan penerimaan minyak untuk program sosial dan pembangunan. Hal ini yang membuat marah para pemilik tanah dan pelaku bisnis yang melancarkan kudeta di bulan April 2002 dan dua bulan pemogokan industri minyak di penghujung tahun yang sama. Kedua tindakan ini bertolak belakang. Pergolakan massa rakyat melawan kudeta telah mengembalikan Chavez ke tampuk pemerintahan dan mengakhiri kekuasaan kapitalis dalam mengontrol militer dan pemerintah. Kekalahan dari mogok para boss tahun 2002-2003, lewat mobilisasi pekerja dan tentara untuk menghidupkan kembali industri minyak , sebagai permulaan yang progressif untuk mengikis kontrol kapitalis terhadap ekonomi

Melemahnya pengaruh politik para kapitalis Venezuela sejak 2002 telah menjadikan mereka tidak mampu melakukan perlawanan yang sama terhadap undang-undang baru seperti yang dulu mereka lakukan terhadap undang-undang tahun 2001. Sebuah protes di Caracas tanggal 6 Agustus hanya memobilisasi 1000 orang, sedangkan protes tanggal 9 Agustus hanya 3000 orang . Sekalipun rally ini sangat kecil tidak menghentikan the Los Angeles Times mengklaim: “rakyat Venezuela terus berlanjut memukul balik upaya-upaya Chavez untuk merampas kembali hak-hak konstitusi dan hak sipil mereka – mereka kembali ke jalanan lagi minggu ini”. Media korporasi hanya khusus melaporkan apapun tentang mobilisasi anti-Chavez, tidak perduli sekecil apapun, sementara mereka mengabaikan mobilisasi-mobilisasi pro-revolusi yang sering jauh lebih besar. Termasuk sebuah rally yang sangat kuat ini, sebanyak 300.000 orang di Caracas pada tanggal 1 May, yang merupakan bagian perayakan keputusan untuk menaikan gaji minimum sebesar 30%, yang menjadikan pendapatan gaji minimum rakyat Venezuela tertinggi di seluruh Amerika Latin.

Melarang para calon anggota legislatif

Perusahaan Media juga menyoroti sebuah keputusan pada tanggal 5 Agustus oleh pengadilan Mahkamah Agung Venezuela yang melarang 272 calon anggota legislatif mengikuti kontes pemilu kota-madya dan wilayah yang akan berlangsung bulan November. Pemberitaan berupaya untuk menggambarkan Chavez mencoba mempertahankan kekuasaannya dengan mati-matian. Dalam sebuah rubrik di Oppenheimer, tanggal 24 Agustus, mengklaim bahwa hampir 90% dari para kandidat adalah para pendukung kaum oposisi dan dengan dengan berlebihan mengacu pada Leopoldo Lopez – Walikota dari Chacao, kodya Caracas dan merupakan salah satu kandidat yang di larang – membandingkan hal ini dengan pelarangan terhadap kandidat oposisi di Iran, Belarus dan Zimbabwe. Kedua media CNN.com dan Wall Street Journal dengan kokumnisnya Mary Anastasia O’Grady mengklaim berulang kali bahwa mayoritas kandidat yang dilarang adalah kaum oposisi.

“Daftar Hitam”, sebagaimana dijelaskan oleh the Los Angeles Times, berisikan orang-orang yang terpidana atas, atau baru-baru ini sedang diselidiki untuk kasus, penipuan atau korupsi. Undang-undang yang membolehkan pelarangan pencalonan dalam pemilu bagi mereka yang sedang diselidiki karena korupsi, telah disahkan oleh Majelis Nasional pada tahun 2001 dan didukung pada saat itu oleh kaum oposisi yang sekarang menyanggahnya. Sebuah berita dilaporkan pada tanggal 12 Agustus oleh Kantor Informasi Venezuela yang mensinyalir bahwa 52% dari mereka yang di larang merupakan bagian dari partai politik yang mendukung pemerintahan.

Kebohongan terang-terangan

Mungkin dengan menyadari tentang penyimpangan-penyimpangan itu saja mungkin tidak cukup, beberapa media telah menggunakan dugaan-dugaan tanpa dasar yang jelas dan jelas-jelas bohong. Sebagai contoh, klaim tanggal 7 Agustus di Economist: “pemerintah sering mewajibkan pegawai pemerintahan untuk menghadiri rally Politik dan secara teratur memecat mereka yang menunjukkan perbedaan politik”, tanpa berpura-pura berusaha untuk menunjukan fakta-fakta tuduhannya

Tuduhan yang paling liar datang dari artikel O’Grady tanggal 11 Agustus di Wall Street Journal, dimana dia menulis tentang “penambahan narapidana politik”, “metode jahat untuk menetralkan musuh”-nya Chavez dan sebuah pemerintahan “mencoba untuk menumpas persaingan dalam politik-nya”. Klaim para “tahanan politik” didukung hanya oleh dua contoh saja. Pertama adalah Ivan Simonovis, yang dulu menjabat sebagai direktur polisi Caracas selama masa kudeta April 2002 dan dia diduga telah mengkoordinasi sebuah serangan polisi terhadap para demonstran kedua belah pihak dari pro- dan anti-pemerintah dimana 19 orang tewas.

“Tahanan politik” lainnya disebutkan O’Grady adalah mantan Pengawas Nasional Letnan Kolonel Humberto Quintero. Quintero mengambil bagian dalam penculikan juru negosiasi Tentara Revolusioner Colombia (FARC) Rodrigo Granda pada 13 Desember 2004, ketika Granda sedang berada di Caracas bernegosiasi untuk melepaskan tawanan dari tangan FARC. Para penculik mengirim Granda ke garis pembatasan Colombia dan mengembalikan dia langsung ke pemerintah otoritas Colombia , berakhir dengan negosiasi yang menunjukkan janji yang mengarah untuk melepaskan tawanan. Menteri pertahanan Colombia Jorge Alberto Uribe, mengakui telah mendanai operasi tersebut.

O’Grady melukiskan sebuah gambaran kuburan krisis ekonomi, membeberkan langkanya ketersediaan pangan dan tingkat inflasi di Venezuela yang relatif tinggi. Dia mengklaim bahwa “investasi sektor-swasta dan lapangan pekerjaan semakin tenggelam”. Kenyataan secara umum sangat berbeda. Pada bulan Juli, kelangkaan pangan telah turun sampai kurang dari setengah dibanding bulan Januari, menurut Tamara Pearson dalam artikel-nya tanggal 20 Agustus di venezuelanalysis.com. Tingkat inflasi saat ini 32.2%, meski lebih tinggi dari tahun 2007, secara significan jauh dibawah dua orang presiden sebelum Chavez: 59.4% dan 49.3%. Undang-undang baru, dengan meningkatkan kontrol produksi, distribusi dan harga pangan, memperbaiki infrastruktur industri, merupakan sejumlah usaha yang serius untuk menghindar dari krisis pangan dan kontrol inflasi.

Capaian Ekonomis

Pusat perhatian kapitalis-sentris O’Grady pada “investasi sektor-swasta dan lapangan kerja” mengabaikan cepatnya perluasan sektor umum, dan oleh karena itu dia menghindar menyebutkan tentang hampir setiap sektor perekonomian Venezuela yang meningkat dengan laju yang mengesankan. Terima kasih untuk capaian-capaian ini, dan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa rakyat miskin yang akan diuntungkan dari semua ini, perimbangan penduduk yang berada dalam kondisi sangat miskin menurun tajam dari 48.6% menjadi 37.1% antara selang waktu 2002 dan 2006, menurut Komisi Perekonomian untuk Amerika Latin dan Caribbean. Laporan terbaru dari Institut Nutrisi Nasional Venezuela menemukan bahwa antara tahun 1998 dan 2007, proporsi jumlah anak-anak yang menderita gizi buruk menurun dari 21% menjadi 4%. Dalam hal ini kemungkinan besar karena subsidi makanan dan kesehatan gratis disediakan oleh program sosial pemerintah.

Lebih jauh lagi, total lapangan kerja meningkat sampai 26% antara 1998 dan pertengahan awal tahun 2007, menurut sebuah artikel pada tanggal 9 April oleh Steve Brouwer penulis ekonomi-politik yang di publikasikan pada website Venezuelanotes. Sampai saat ini, Brouwer memperkirakan pemasukan real 80% rakyat paling miskin dari penduduk venuzuela meningkat menjadi 60-100%. Ini bukanlah kali pertama revolusi Venezuela dibawah serangan media korporasi, dan ini tidak menjadi yang terakhir. Sebuah revolusi yang memenangkan kekuasaan politik dan ekonomi dari tangan kapitalis dan menyerahkan ke tangan rakyat pekerja adalah sebuah ancaman yang tak bisa ditolerir oleh mereka yang bertingkah sebagai corong untuk, dan diuntungkan dari, sistem kapitalis. Mereka akan menggunakan kebohongan-kebohongan dan lebih banyak lagi untuk menghancurkan revolusi.

Diterjemahkan oleh: Risnati Malinda (Anggota PPRM-Jakarta dan JNPM-Jakarta)
www.directaction.org.au