Selasa, 04 November 2008

Kilasan Film Dokumenter No Volveran

HOV Bandung

Menyaksikan Film dokumenter "No Volveran", kita akan diajak untuk menyaksikan perubahan positif dan kemajuan yang dirasakan oleh rakyat miskin dalam masa pemerintahan Chavez. Toko-toko kelontongan didirikan untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat. Barang-barangnya dibeli oleh pemerintah dari pengusaha domestik untuk dijual dengan harga diskon. Pemerintah juga memasok dana dan tenaga ahli yang bersama-sama dengan rakyat melakukan renovasi di wilayah perkampungan dari hal pennataan ruang hingga sanitasi yang dilakukan bersama-sama. Layanan kesehatan dan program pendidikan gratis digalakkan oleh pemerintah dengan membangun klinik-klinik kesehatan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam perkampungan.
Kita akan menyaksikan bagaimana konsep demokrasi partisipatoris dijalankan di venezuela atas dasar partisipasi aktif rakyat melalui dewan-dewan komunal yang berada di tiap-tiap kampung (Barrios) dimana masyarakat membentuk komite-komite perencanaan dan melakukan pelaksanaan bersama serta pengawasan yang bersama pula. Sekilas memang konsep ini seperti sudah diterapkan di indonesia namun jika ditilik secara esensial sebenarnya konsep ini tidak pernah dilakukan di indonesia karena pembatasan keterlibatan rakyat sangat ketat dalam konsep good governance di indonesia yang menempatkan pengusaha sebagai pusat pengambilan kebijakan. Program-program kesejahteraan dan misi-misi anti-kemiskinan semacam ini dilaksanakan secara lebih intensif dan mendalam setelah pemerintahan Chavez menguasai sepenuhnya perusahaan minyak negara, PDVSA, pada akhir 2002 - yakni ketika percobaan kudeta dan sabotase ekonomi oleh oposisi berhasil digagalkan.
'No Volveran' juga menyajikan perjalanan pemilu di venezuela dan melihat partisi politik rakyatnya melalui diskusi-diskusi politik di tingkatan rakyat yang berjalan setiap harinya dimana saja. Proses demokrasi partisipatoris di venezuela di sajikan dengan jelas disini melalui visualisasi proses yang langsung terjadi di lapangan dan wawancara kepada setiap stakeholder pelaksana proses demokrasi ini.
Dalam Film dokumenter ini juga kita dibawa menemui para buruh pabrik keramik Sanitarios Maracay yang mengambil alih pabriknya setelah ditinggal lari oleh pengusahanya. Karena ini mereka mengalami berbagai permasalahan seperti kekurangan tenaga ahli, kalah berkompetisi dengan perusahaan lain maupun sabotase yang dilakukan oleh pengusaha. Kini mereka berjuang agar pemerintah menasionalisasi pabrik tersebut. Bagian ini menarik karena kita dapat mendengar langsung permasalahan yang dihadapi oleh buruh saat mengambil alih pabrik yang ditinggalkan. Bagian ini sangat menarik karena di perlihatkan bahwa di Venezuela buruh-buruh tersebut mampu bertahan dan bahkan mendapat dukungan pemerintah.
Sejalan dengan ini, konon pemerintahan Chavez berencana untuk membangun industri dan pabrik-pabrik baru yang dikelola secara kolektif dan tergabung dengan masyarakat sekitarnya dalam struktur teritorial dewan komunal. Sejauh mana proses ini telah berjalan masih menjadi pertanyaan.
Dalam 'No Volveran' kita dapat menyaksikan bagaimana rakyat Venezuela siap dan rela berkorban untuk mempertahankan proses yang berlangsung. Stasiun televisi dan radio komunitas didirikan rakyat sebagai tandingan media raksasa yang dikuasai kaum Oposisi pro-AS.
Pertanyaannya adalah dapatkah kita dapat menghadirkan pemerintahan semacam itu di Indonesia?

Tidak ada komentar: